A. Perubahan
Pada Vagina dan Perineum
Estrogen pasca
partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran
sebelum hamil , 6 sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali
terlihat pada sekitar minggu ke empat, walaupun tidak akan semenonjol pada
wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap
etrofik pada wanita menyusui sekurang – kurangnya sampai menstruasi dimulai
kembali . Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.
Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan
mukosa vagina . kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat koitus (
dispereunia ) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi
dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut saat
melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada awalnya , introitus mengalami eritematosa dan edematosa ,
terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi . Perbaikan yang cermat ,
pencegahan , atau pengobatan dini hematoma dan hygiene yang baik selama dua
minggu pertama setelah melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah
dibedakan dengan introitus pada wanita nulipara.
Pada umumnya episiotomy hanya mungkin dilakukan bila wanita
berbaring miring dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi.
Penerangan yang baik diperlukan supaya episiotomy dapat terlihat jelas. Proses
penyembuhan luka episiotomy sama dengan luka operasi lain. Tanda – tanda infeki
( nyeri , panas , merah , bengkak atau rabas ) atau tepian insisi tidak saling
mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2 sampai 3 minggu.
Hemoroid ( varises anus ) umumnya terlihat . Wanita sering
mengalami gejala terkait , seperti rasa gatal , tidak nyaman , dan perdarahan
berwarna merah terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil
beberapa minggu setelah bayi lahir.
B. Perubahan Pada Serviks
Serviks
menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan . Delapan belas jam pasca partum ,
serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke
bentuk semula . Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa , tipis
dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan . Ektoserviks ( bagian
serviks yang menonjol ke vagina ) terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil
– kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks , yang
berdilatasi 10 cm seewaktu melahirkan , menutup secara bertahap. 2 jari mungkin
masih dapat dimasukkan kedalam muara serviks pada hari ke 4 sampai ke-6 pasca
partum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir
minggu ke – 2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti
sebelum melahirkan , tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah , sering
disebut seperti mulut ikan .Laktasi menunda produksi estrogen yang mempengaruhi
mucus dan mukosa.
C. Perubahan
Pada Uterus
Setelah
plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi terlihat pada table1..
1. Bayi Lahir
- TFU : Setinggi Pusat
- Berat Uterus : 1000 gr
- TFU : Dua jari bawah pusat
- Berat Uterus : 750 gr
- TFU : Pertengahan pusat-simfisis
- Berat Uterus : 500 gr
- TFU : Tidak teraba di atas Simfisis
- Berat Uterus :350 gr
- TFU : bertambah kecil
- Berat Uterus : 50 gr
- TFU : sebesar Normal
- Berat Uterus : 30 gr
1) Perubahan Pada Pembuluh Darah
Uterus
2) Perubahan Pada Serviks dan
Segmen Bawah Uterus
3) Involusi Uteri
4) Subinvolusi uterus
5) Kontraksi
6) Nyeri Pasca Melahirkan / Afterpain
7) Lokhia
8) Involusi Tempat Melekatnya Plasenta
9) Perdarahan Postpartum Awitan Lambat
10) Regenerasi
Endometrium
D. Perubahan
Topangan Otot Panggul
Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera
sewaktu melahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul di kemudian hari.
Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan
memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah
relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan
permukaan struktur panggul. Struktur ini terdiri atas uterus , dinding vagina
posterior atas , uretra , kandung kemih , dan rectum. Walaupun relaksasi dapat
terjadi pada setiap wanita , tetapi biasanya merupakan komplikasi langsung yang
timbul terlambat akibat melahirkan.
2. PERUBAHAN SISTEM
PENCERNAAN
1. Nafsu makan.
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan
waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron
menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu
atau dua hari.
2. Motilitas.
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
3. Pengosongan usus.
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
2. Pemberian cairan yang cukup.
3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
5. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain.
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
2. Pemberian cairan yang cukup.
3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
5. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain.
3. PERUBAHAN SISTEM
PERKEMIHAN
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari post partum. Diuresis
terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali
normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal postpartum, kandung kemih
mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya
overdistansi pada saat kalla II persalinan dan pengeluara urin yang tertahan
selama proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma
pada saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam
post partum.
4. PERUBAHAN SISTEM
MUSCULOSKELETAL
Seperti dengan semua sistem tubuh lainnya, sistem muskuloskeletal
mengalami perubahan selama periode postpartum. Relaxin adalah hormon yang
bertanggung jawab untuk relaksasi dari ligamen dan sendi panggul selama
kehamilan. Setelah melahirkan, tingkat relaksin mereda dan ligamen panggul dan
sendi kembali ke pra-hamil negara mereka. Namun, sendi kaki tetap diubah dan
banyak klien melihat peningkatan permanen dalam ukuran sepatu (Crum, dikutip
dalam Lowdermilk & Perry, 2006).
Dinding perut yang melemah dan nada otot perut berkurang setelah
kehamilan.. Beberapa klien memiliki pemisahan antara otot dinding perut,
disebut diastasis recti.Pemisahan ini sering dapat diperbaiki dengan
latihan perut tertentu yang dilakukan selama periode postpartum. Klien harus
diinstruksikan untuk memulai latihan perut kapan menyusul pengiriman vagina dan
setelah nyeri tekan abdomen menyelesaikan setelah operasi caesar (Cunningham et
al., 2005). Klien juga harus diinstruksikan untuk menghindari kelelahan selama
beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Tingkat nyeri muskuloskeletal pada populasi remaja dan dewasa
diperiksa, dengan fokus pada tiga gangguan nyeri sering dilaporkan: nyeri bahu,
nyeri punggung dan fibromyalgia rendah / nyeri kronis yang meluas. Nyeri
umumnya dilaporkan antara populasi orang dewasa, dengan hampir seperlima luas pelaporan
nyeri, nyeri bahu salah satu ketiga, dan sampai satu setengah melaporkan nyeri
punggung rendah dalam periode 1 bulan. Prevalensi nyeri bervariasi dalam sub
kelompok populasi tertentu, kelompok faktor (termasuk status sosial ekonomi,
etnis dan ras) dan faktor individu (merokok, diet, dan status psikologis) semua
terkait dengan pelaporan nyeri muskuloskeletal.
Nyeri panggul kronis pada wanita memiliki penyebab
multifaktorial, tetapi disfungsi muskuloskeletal panggul tidak secara rutin
dievaluasi sebagai penyebab oleh ginekolog.
Beberapa gejala musculoskeletal yang dapat terjadi pada periode
pascapartum, diantaranya adalah:
1. Nyeri
Punggung
Nyeri punggung adalah
gejala pascapartum jangka panjang yang sering terjadi. Mekanisme yang
menghasilkan nyeri punggung yang dihipotesis oleh beberapa ahli peneliti adalah
ketegangan postural pada system musculoskeletal akibat posisi pada saat
persalinan. Nyeri punggung umumnya tidak berat.
2. Sakit Kepala
Sakit pada leher dan nyeri pada bahu sakit
kepala jangka pendek yang timbul setelah persalinan terjadi selama minggu
pertama pascapartum dan mengalami migren dalam tiga bulan setelah melahirkan
yang berlangsung selama enam minggu. Sakit kepala pascapartum sangat
menyakitkan, timbul beberapa kali dalam satu minggu dan memengaruhi aktivitas.
Sakit kepala akibat fungsi postdural pada wanita yang mendapat anastesi epidural atau spinal harus dimonitor. Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah dilaporkan timbul setelah pemberian anastesi umum.
Sakit kepala akibat fungsi postdural pada wanita yang mendapat anastesi epidural atau spinal harus dimonitor. Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah dilaporkan timbul setelah pemberian anastesi umum.
a. Perubahan
– Perubahan Fisiologi yang terjadi pada Sistem Muskulus Skeletal dan Sistem
Syaraf pada Ibu Nifas
b. Sakit Kepala
Rasionalnya karena akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan
distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus selama kehamilan. Saat
kehamilan juga terjadi peregangan dinding perut dan kehilangan tonus otot
selama trimesteer 3, otot rektus abdominis tekanannya rendah menyebabkan isi
menonjol di garis tengah tubuh, umbilikalis lebih datar atau menonjol. Setelah
melahirkan tonus otot kembali tetapi pemisahan otot rektus abdominis (diastasis
rektiabdominis) menetap. Setelah melahirkan normalnya diastasis rekti sekitar 5
cm dan akan menjadi 2 cm sekitar selama 6-8 minggu.
Kebutuhannya antara lain:
·
Pada saat hamil, ibu
melakukan senam hamil secara rutIN
·
Pada saat persalinan
ibu harus mengedan dengan baik
·
Senam nifas
·
Melakukan kegel
exercise
·
Fiksasi(memakai
stagen)
· Ibu
mengkonsumsi nurtisi yang baik(TKTP) misalnya: umbi,jagung,
kentang,padi-padian, dan lain-lain.
· Jiterjadi
diastasis rekti lakukan lah pemeriksaan rektus abdominis untuk mengkaji lebar
cela antara otot rektus babdominis.
1) Ligamentum
rotundum menjadi kendur (batasan normal 6 minggu)
Rasionalnya letaknya terdapat pada bagian atas lateral dari
uterus, kaudal dari insertietua, kedua ligament ini melalui kanalis inguinalis
ke bagian kranial labia mayor. Terdiri dari jaringan otot polos (identik dengan
miometrium) dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam antefleksi. Pada waktu
kehamilan mengalami hypertrophie, sehingga dapat diraba dengan pemeriksaan
luar. Setelah lahir ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali. Tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendur akibat letak uterus menjadi retrofleksi,
yaitu pembengkokan organ sehingga ujung atasnya berputar ke arah belakang.
Masalahnya yang ditimbulkan : perut menggantung.
2) Jaringan
penopang dasar panggul (Trimium) kendur (normalnya 6-8 minggu)
Hal ini terjadi karena jaringan penopang dasar panggul yang
terobek atau teregang saat ibu melahirkan.
Kebutuhannya ialah:
·
Pada saat hamil, ibu
melakukan senam hamil secara rutin
·
Pada saat persalinan
ibu harus mengedan dengan baik
·
Senam nifaS
·
Latihan otot
panggul dengan cara kontraksi otot dasar panggul seperti pada saat mengeluarkan
napas
·
Ibu mengkonsumsi
nutrisi yang baik (TKTP)
3) Sendi
tulang pada pinggang menjadi lentur (batas normal 6-8 minggu)
Hal ini terjadi dikarenakan saat adanya lordosis yang berat pada
saat hamil dan fleksi anterior leher serta merosotnya lingkar bahu yang
menyebabkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus.
Kebutuhannya ialah:
· Pada
waktu hamil ibu dianjurkan untuk latihan senaam hamil
· Ibu
dianjurkan untuk mobilisasi seperti senam nifas
· Mengkonsumsi
nutrisi yang cukup (TKTP)
4) Rongga
panggul yang melebar selama kehamilan mulai berkurang (normalnya 6-8 minggu)
Ini terjadi karena saat kehamilan mobilitas sendi sakro
iliaka, sakro koksigis dan sendi pubis bertambah karena jaringan ikat pada
sendi panggulnya mulai melunak, sehingga rongga panggul menjadi lebih lebar.
Namun, saat persalinan dan sesudah persalinan hormon estrogen dan
progesteron dan relaksin menurun sehingga menyebabkan pelebaran rongga panggul
berkurang.
Kebutuhannya ialah:
·
Pada waktu hamil ibu
dianjurkan untuk latihan senam hamil
·
Kegel exercise
·
Ibu dianjurkan
melakukan senam nifas
·
Ibu mengkonsumsi
nutrisi yang baik(TKTP)
5) Bertambahnya
tingkat mobilitas dan kelenturan sendi (normalnya 8 minggu) ini terjadi pada
6-8 minggu pasca persalian.Hal ini terjadi karena perubahan hormon estrogen,
progesteron dan relaksin selama kehamilan sehingga mengurangi kepadatan
jaringan penghubung, kartilago, dan ligamen serta jumlah cairan sinovial.
Stabilisasi
Kebutuhannya ialah:
· Pada
waktu hamil ibu dianjurkan untuk latihan senam hamil
· Kegel
exercise
· Ibu
dianjurkan melakukan senam nifas
· Ibu
mengkonsumsi nutrisi yang baik(TKTP)
6) Otot-otot
ekstrimitas menjadi lebih kaku (normalnya 6-8 bulan)
Kebutuhan kalsium pada saat hamil bertambah dikarenakan terjadi
pembentukan tulang bagi janin, jika ibu tidak memenuhi kebutuhan kalsiumnya,
maka kalsium ibu akan berkurang karena digunakan janin. Akibatnya akan timbul
kram dan kesemutan pada kaki dan akhirnya berdampak pada osteoporosis.
Kebutuhannya ialah:
·
Selama hamil ibu
dianjurkan untuk mengatur posisi sebaik mungkin saat beraktifitas maupun saat
istirahat.
·
Saat persalinan ibu
mengambil posisi bersalin yang senyaman mungkin dan mengedan dengan baik
·
Senam nifas
·
Latihan mengatur
posisi tubuh agar kembali keposisi semula
·
Mengkonsumsi makanan
yang ber nutrisi dan mengandung kalsium
·
Ibu mengkonsumsi
nutrisi yang baik (TKTP)
5. PERUBAHAN
SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut
sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan
dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ
tubuh. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon misalnya
kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Organ utama dari sistem endokrin adalah :
1. Hipotalamus
2. Kelenjar hipofise
3. Kelenjar
tiroid
4. Kelenjar
paratiroid
5. Pulau-pulau
pankreas
6. Kelenjar
adrenal
7. Skrotum
8. Indung
telur
6. PERUBAHAN
TANDA-TANDA VITAL
a) Suhu
badan
24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5⁰C - 38⁰C) sebagai akibat kerja keras waktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan,apabila dalam keadaan normal suhu
badan akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena
ada pembentukan ASI. Buah dada menjadi bengkak,berwarna merah karena banyaknya
ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada
endometrium,mastitis,traktus urogenitalis atau system lain. Kita anggap nifas terganggu kalau ada
demam lebih dari 38⁰C
pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama post partum,kecuali hari
pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4X sehari.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali
permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap
denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan
oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.
Sebagian wanita mungkin saja memiliki apa yng disebut
bradikardi nifas(puerperal bradycardia) hal ini terjadi segera
setelah kelahiran an biasa berlanjut sampai beberapa jam setelah kelahiran
anak. Wanita semacam ini bisa memiliki angka denyut jantung serendah 40-50
detak permenit. Sudah banyak alas an-alasan yang diberikan sebagai kemungklinan
penyebab,tetap[I belum satupun yang sudah terbukti. Bradycardia semacam itu
bukanlah astu alamat atau indikasi adanya penyakit,akan tetapi sebagai
satu tanda keadaan kesehatan.
c) Tekanan
darah
Biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.
d) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak
normal,pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada
saluran pernafasan.
7. PERUBAHAN SYSTEM
KARDIOVASKULER
Pada persalinan per
vaginam kehilangan darah sekitar 300-400cc. bila kelahiran bayi melalui sectin
caesaria kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari
volume darah dan hemokonsentrasi akan naik dan pada section caesaria
haemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume
darah ibu relative akan bertambah,keadaan ini akan menimbulkan beban pada
jantung menimbulkan dekompensasi jantung pada penderita vitium cordial. Untuk
keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Umunya hal
ini dapat terjaddi pada hari ke-3 sampai hari ke-5 postpartum.
8. PERUBAHAN
HAEMOTOLOGI
Selama minggu-minggu
terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah
meningkat. Pada hari pertama postpartum,kadar fibrinogen dan plasma akan
sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas
meningkatkan factor pembekuan darah Leukositosis yang meningkat dimana jumlah
sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa jumlah sel darah putih
pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah puith tersebut masih bisa naik
lagi sampai 25.000-30000 tanoa adanya kondisipatologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobin,hemotokrit, dam
eritrosit akan sangat bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat
dari volume darah,volume placenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita
tersebut. Kira-kirea selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan
darah sekitar 250-500 ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah merah padakehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin
pada hari ke3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 mingg
u
postpartum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar