A. Definisi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Istilah
tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.(2,4)
` Menurut
Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh);
sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(4)
Menurut
Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian
tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.(1)
Menurut Markum dkk, pertumbuhan berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi
pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional
akibat pengaruh lingkungan.(2)
B. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang (1,2,3,4,5,6)
Secara umum terdapat dua
faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1. Faktor
Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan
faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas
dan berhentinya pertumbuhan tulang.
2. Faktor
Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan
tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar
anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan
”bio-fisiko-psiko-sosial” yang
memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
B. Tahap penting perkembangan
bayi
Berikut ini 10 tahap perkembangan penting bayi
Anda:
1. Tengkurap (usia 3 - 4 bulan).
1. Tengkurap (usia 3 - 4 bulan).
Tengkurap
terjadi ketika bayi berhasil
bertumpu pada perutnya dan bertahan pada posisi tersebut beberapa saat. Anak
tengkurap diawali dengan kemampuan memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri,
lalu ia belajar berguling di usia 1,5 – 2 bulan. Bayi Anda belajar tengkurap pertama kali pada satu sisi,
dilanjutkan di sisi lain, kemudian berbalik lagi. Ketika mencapai usia 3-4
bulan, saat otot lehernya semakin kuat ia dapat berbaring telentang
dengan memandang lurus ke depan. Lengan dan kakinya pun lebih bebas bergerak
sejalan dengan kemampuannya menggerak-gerakkan kepalanya. Ia juga mulai
berlatih berguling dan mengangkat kepalanya dalam posisi tengkurap. Baru di
usia 5 bulan ia bisa tengkurap sendiri.
2. Mengangkat kepala (usia 4 bulan).
2. Mengangkat kepala (usia 4 bulan).
Di usia 2 bulan bayi Anda mampu mengontrol gerakan leher dan kepalanya. Ia
dapat mengangkat kepala membentuk sudut 45 derajat dengan cara bertopang pada
kedua tangannya saat usiannya 3 bulan. Di usia 4 bulan, bayibisa mengangkat kepalanya dengan
sudut lebih besar yaitu 90º dalam posisi tengkurap. Kemampuan mengangkat
kepalanya ini membantu melatih ketajaman penglihatannya. Ia pun mulai
menengadahkan kepalanya untuk mencari Anda bila mendengar suara Anda.
3. Memekik gembira (usia 4-5 bulan).
3. Memekik gembira (usia 4-5 bulan).
Pernahkan Anda mendengar si kecil mengeluarkan suara
dengan nada tinggi penuh kesenangan saat berhasil meraih benda yang diinginkan
atau ketika ia merasa senang dengan kehadiran Anda? Di awal hidupnya,
suara-suara yang dikeluarkannya merupakan respons tubuhnya terhadap emosi saat
itu. Namun di usia 4 bulan ke atas, bayi mengeluarkan suara dengan tujuan lebih jelas. Ia akan
berteriak dengan gembira bila berhasil mencapai keinginannya. Suara yang
dikeluarkannya adalah sarana untuk mengungkapkan perasaannya atau berkomunikasi
dengan orang-orang di sekelilingnya. Masa berceloteh ini memang sangat
dinikmati si kecil. Perhatikan saja saat ia melakukan aktivitas sehari-hari,
Anda akan mendengar celotehannya. Ia akan mengeluarkan suara yang menyerupai
huruf hidup seperti “aaaahh”, “uuuhhh”, “aaiii.”
4. Memegang dua benda di dua tangan ( usia 7–8 bulan).
4. Memegang dua benda di dua tangan ( usia 7–8 bulan).
Di usia 4–5 bulan, keduanya tangan anak semakin
terampil. Bila Anda memberinya mainan berwarna cerah, ia akan menggerakkan
lengan dan tangannya menggapai ke arah mainan tersebut. Gerakan menggapai ini
melatihnya untuk meraih lalu menggenggam dan memindahkan mainan dari satu
tangan ke tangan lain. Di usia 7-8 bulan, keterampilan jari-jemari si kecil
meningkat. Ia akan menggunakan tangan yang berbeda untuk tujuan berbeda. Satu
tangan digunakan untuk bereksporasi, sementara tangan lain untuk memegang.
Perhatikan, bila satu tangannya memegang mainan kemudian tangan satunya
diberikan mainan lain, ia tetap akan memegang mainan pertamanya namun tangan
yang satu mengambil mainan yang Anda tawarkan itu. Jika ada Anda memberikan
sebuah mainan lagi, salah satu mainan yang sedang dipegangnya itu akan
dibuangnya kemudian ia akan mengenggam mainan ketiga yang Anda tawarkan itu.
5. Duduk (usia 7-8 bulan).
5. Duduk (usia 7-8 bulan).
Tonggak
perkembangan yang mengagumkan dari seorang anak adalah saat ia bisa duduk
sendiri. Ketika otot-otot punggung dan lehernya sudah cukup kuat untuk menopang
tubuhnya, ia belajar duduk. Setelah belajar mengangkat kepalanya saat
tengkurap, tahap selanjutnya si kecil belajar bagaimana menyangga tubuhnya
menggunakan kedua lengannya dan mengangkat tubuhnya semacam mini push-up.
Sekitar usia 6 bulan, bayi Anda
mencoba duduk sendiri dengan mengandalkan satu atau kedua tangannya untuk
duduk. Baru di usia 7 – 8 bulan ia mengusai kepandaian baru yaitu dapat
duduk sendiri dari tengkurap kemudian bangun sendiri dengan bantuan tangannya.
Dengan kemampuan duduk ini, ia dapat meraih benda yang diinginkannya.
6. Merangkak (usia 7-8 bulan).
6. Merangkak (usia 7-8 bulan).
Merangkak
adalah cara pertama bayi untuk
dapat mengeksplorasi sekeliling ruang untuk mempelajari hal-hal baru yang
menarik perhatiannya. Cara anak merangkak adalah ketika ia akan belajar keseimbangan
melalui tangan dan lututnya kemudian belajar maju mundur mendorong tubuhnya
dengan mendorong lututnya. Kepandaian merangkak ini adalah juga salah
satu cara menguatkan otot-otot yang akan membantunya belajar berjalan. Usia
rata-rata anak belajar merangkak saat ia mulai dapat duduk tanpa bantuan
di usia 7-8 bulan. Dia dapat mengangkat kepalanya untuk melihat sekelilingnya
dan otot-otot lengan, kaki dan punggungnya cukup kuat untuk mencegahnya jatuh
ke permukaan saat ia mencoba bangkit dengan bantuan tangan dan lututnya. Di
usia 9-10 bulan, bayi Anda
mencapai kepandaian baru yakni merangkak mundur untuk mengambil ancang-ancang
duduk. Si kecil juga menguasai teknik yang lebih maju yaitu “cross-crawling,”
gerakan merangkak menggunakan satu tangan dan satu kaki yang berlawanan
(misalnya tangan kanan dan kaki kiri) secara bersamaan.
7. Makan sendiri (usia 6-9 bulan).
7. Makan sendiri (usia 6-9 bulan).
Makan sendiri
dimulai sejak usia 6 bulan yaitu saatbayi Anda
sudah bisa menggunakan tangan dan jari-jarinya dengan baik dan koordinasi mata
serta tangannya yang juga semakin baik. Si kecil dapat meraih benda yang
jaraknya sekitar 25 cm dengan kedua tangannya kemudian memindahkan benda dari
tangan satu ke tangan lain. Ia juga senang memasukkan segala sesuatu ke mulut,
dan dapat memegang dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengambil makanan.
Tambahan pula gigi-geliginya yang mulai tumbuh di usia 6 bulan membuat si kecil
terdorong mulai belajar menggigit benda yang masuk ke dalam mulutnya. Di
usia 6 bulan ia sudah juga mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) atau
makanan padat. Di usia 8-9 bulan, kedua tangannya semakin terampil mengenggam
suatu benda. Ia bisa memegang sendok meski masih kagok ketika memasukkan
makanan ke dalam mulutnya. Biarkan ia bereksperimen menggunakan sendok dan memasukkan
benda itu ke mulutnya.
8. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal (usia 9-12 bulan).
8. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal (usia 9-12 bulan).
Saat si kecil sudah mengenali anggota keluarganya
di usia sekitar 6 bulan, ia mulai dapat membedakan wajah orang-orang dekat
dalam kehidupannya. Pada masa ini keterikatannya dengan orang yang
dikenalnya lebih berarti. Ia dapat melihat, mendengar dan mengingat orang
yang dikenalnya. Di usia ini pula ia mampu mengamati wajah dengan seksama. Dari
sini ia mulai berkenalan dan akrab dengan orang-orang terdekatnya. Tak heran di
usia 9 bulan ke atas ia mulai sadar wajah orang-orang yang asing baginya.
Ketika ia menyadari sedang seorang diri dengan orang yang tidak dikenalnya,
timbul rasa takut.Bayi usia
8 bulan sudah bisa merasa takut terhadap orang asing. Si kecil yang mau
digendong oleh orang yang dikenalnya, jadi tiba-tiba lebih mudah menangis bila
ditinggal sendiri bersama orang lain yang tak dikenalnya.
9. Berjalan (usia 12-13 bulan).
9. Berjalan (usia 12-13 bulan).
Langkah pertama
merupakan gerakan awal anak untuk menjadi sosok yang mandiri. Di usia 8-9
bulan ia mulai bisa mengangkat tubuhnya ke posisi berdiri. Biasanya si kecil
akan menumpukkan kedua tangannya pada meja, kursi atau perabot rumah tangga
atau apapun yang bisa menahan berat badannya. Ia kemudian akan belajar
merambat, menggeserkan kedua tangannya ke samping diikuti oleh langkah kedua
kakinya. Di usia ini kepandaian anak dalam belajar berjalan semakin baik. Jika
Anda memegang kedua tangannya ia akan menapak dan mulai melangkah. Lama-lama
otot-otot kakinya semakin terlatih dan kuat. Si kecil juga kian semangat
menjajal kemampuannya berjalan. Di usia 11 bulan, ia sudah mampu berdiri
sendiri dalam waktu sekitar 2 detik tanpa bantuan apa pun karena ia memang
sudah pandai menjaga keseimbangan tubuh. Lalu anak mulai mencoba melangkah
sendiri 2-3 langkah Di usia 12 bulan, hupla, ia telah siap berjalan meski
kadang-kadang masih sedikit limbung.
10 . Bicara (usia 18 - 24 bulan).
10 . Bicara (usia 18 - 24 bulan).
Rata-rata anak bisa lancar bicara di usia 2 tahun.
Sebelum kata-kata pertama keluar dari mulutnya, dia belajar peraturan berbahasa
dan melihat bagaimana orang dewasa berkomunikasi. Ia mengawalinya dengan
menggunakan lidah, mulut, langit-langit dan gigi-geliginya untuk membuat suara
Lambat laun kata-kata tak berbentuk ini menjadi kata yang berarti: “mama”,
“papa”, “bubu”, “susu” dan sebagainya. Sejak itu, setiap saat anak mengutip
kata-kata yang didengarnya baik dari ibu atau orang-orang di sekitarnya.
Kira-kira usia 18-20 bulan, si kecil mempelajari 10 kata per hari.
Dari situ ia mulai belajar membentuk kalimat. Di usia 2 tahun, ia dapat
membentuk 2-3 kata menjadi satu rangkaian kalimat. Ia dapat menggambarkan apa
yang dilihat, didengar, dirasa, dipikirkan dan diinginkannya dalam satu
rangkaian kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar