Tuty Andriani Blog Viewer

Selasa, 09 Juni 2015

Masalah pada payudara dan Perawatan Payudara

Perawatan Payudara
Perawatan payudara pada ibu pada saat menyusui ditujukan untuk payudara senantiasa bersih dan dan mudah dihisap oleh bayi dan pada saat menyusui juga harus dapat memberikan efek kenyamanan bagi ibu, ada beberapa cara yang dpat dilakukan, yaitu:
1.      Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu
2.      Menggunakan BH yang menyokong payudara
3.      Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
4.      Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
5.      Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
6.      Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
1.      Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
2.      Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
3.      Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
4.      Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya kelurkan dengan tangan.
5.      Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

Pembesaran Payudara
Pembesaran payudara adalah kondisi penuh yang berlebihan pada payudara. Payudara yang mengalami pembesaran cenderung panas dan nyeri dengan kulit tegang dan mengkilat. Pada periode postpartum awal, payudara yang membesar tidak hanya penuh oleh air susu, payudara juga terdiri dari darah ekstra dan limfe yang tertarik ke payudara karena perubahan hormon yang mempresipitasi produksi air susu matur. Jadwal menyusui yang dibatasi diperkirakan merupakan determinan utama pembesaran payudara. Untuk mencegah pembesaran payudara atau pembengkakan, ibu harus dianjurkan untuk menyusui bayinya menurut isyarat bayi, dan dengan posisi yang nyaman. Riset yang menelliti modalitas kenyaman untuk terapi pembesaran menemukan bahwa pemulihan terbaik distensi payudara adalah menyusui. Air susu harus dikeringkan agar ibu mendapatkan pemulihan. Jika bayi tidak mampu menyentuh payudara yang sangat bengkak, rendam dengan air hangat, kompres dingin dan atau penekanan air susu dengan tangan secara perlahan harus dilakukan hingga air susu mulai mengalir dan payudara sedikit melunak.
Duktus Tersumbat
            Duktus tersumbat juga disebut juga kongesti payudara merupakan kejadian yang hampir umum pada minggu-minggu pertama menyusui. Sumbatan duktus diperkirakan terjadi akibat hambatan aliran air susu karena tekanan internal dan eksternal (misalnya pembesaran, BH dan pakaian ketat). Ibu harus dianjurkan untuk menyusui secara sering jika bayi lapar, sebagai upaya mengosongkan area yang tersumbat. Banyak klinisi menganjurkan perubahan orientasi posisi bayi sehingga dagu bayi menekan ke segmen payudara yang tersumbat. Ini bertujuan memfokuskan kerja masase lidah pada area yang tersumbat. Payudara tersumbat yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi mastitis. Penting untuk membantu ibu dalam menentukan faktor yang berperan terhadap masalah ini, dan dalam meningkatkan aliran air susu selama menyusui.
Penanganan pada duktus tersumbat:
1)   Gunakan BH yang mendukung
2)   Susui bayi tiap 2 sampai 4 jam meskipun bayi tertidur
3)   Jika aerola mengeras jangan paksakan untu menyusui tetapi berikan kompres air hangat.
4)   Hindari memompa payudara kecuali jika bayi menolak menyusui
5)   Saat bayi menyussui pijat payudara untuk membantu aliran ASI

6)   Untuk mengatasi sakit, kompres dengan air dingin atau makan tablet penghilang sakit (mengandung achetaminophen)

Bendungan ASI
  1.     Pengertian
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau kelainan pada putting susu (Mochtar, 1998).
2.     Etiologi
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui. (Sarwono, 2009)
3.     Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro, 2005):
1)  Payudara keras dan panas pada perabaan
2)  Suhu badan naik
3)  Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu.
4)  Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi teraba keras, kadang kadang terasa nyeri serta sering kali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam. (Sarwono, 2009)
4.  Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu (Wiknjosastro, 2005).
5.  Penanganan

Penanganan bendungan air susu dilakukan dengan pemakaian bra untuk menyangga payudara dan pemberian analgetika, dianjurkan menyusui segera dan lebih sering, kompres hangat, air susu dikeluarkan dengan pompa dan dilakukan pemijatan (masase) serta perawatan payudara. Jika perlu diberi supresi laktasi untuk sementara (2-3 hari) agar bendungan terkurangi dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan. Keadaan ini pada umumnya akan menurun dalam beberapa hari dan bayi dapat menyusu dengan normal. (Sarwono, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cute Red Bow Tie Pointer